Matahari pagi ini terlalu semangat untuk ku, kaki ini sedikit tidak bersahabat untuk melangkah maju. Sudah beberapa bulan aku tidak menggunakannya secara utuh untuk melangkah. Kini, harus selalu maju melangkah ke depan tanpa alat bantu demi segera hadir dan mengambil ilmu di praktikum SIG. SIG merupakan singkatan dari Sistem Informasi Geografi.
Acara pertama adalah pengenalan software. Sangat asing rasanya. Ini adalah kali pertamanya aku mengetahui tentang software arc view. Tidak mudah untuk memahaminya. Meskipun sulit, sedikit demi sedikit aku mengerti. Ya, ini terasa seperti butir-butir yang masuk ke sebuah tempat yang kosong. Kosong bukan berati tidak bisa. Kosong bisa diartikan akan terisi bila si pemilik mengisinya walaupun hanya butir demi butir.
Lanjut ke acara yang ke dua yaitu interpretasi dan digitasi on screen. Di acara dua, level kesulitannya meningkat. Meskipun aku sudah mengenal er mapper di semester kemarin, tapi otakku tidak begitu memahaminya. Karena aku jarang menggunan software tersebut. Itulah sebabnya aku kurang memahami er mapper. Kosong yang ku punya kini hampir terisi oleh butir demi butir dari ilmu yang didapatkan.
Ini adalah puncaknya acara. Acara tiga, melayout peta tematik. Dari hasil acara pertama dan kedua yang didapat. Hari ini adalah finishing pembuatan peta. Butir - butir yang tak bisa dirasakan oleh tangan kini bersatu menjadi sebuah peta. Peta pertama yang sangat berarti.
Minggu, 18 November 2012
Kamis, 15 November 2012
KANTONG SEJUTA BINTANG
Berbicara dengan sebuah kantong. Apa mungkin itu sebuah kantong ajaib atau hanya toples kosong yang tidak ada manfaatnya? Ada sebuah kisah:
Di suatu desa terpencil ada seorang anak perempuan kecil yang selalu disalahkan ibu dan kakaknya. Anak perempuan itu selalu membuat kesalahan yang tidak disengaja. Mereka menghukumnya dan terus menyalahkannya hingga ia tumbuh remaja. Ibunya menyuruh menjual hasil kebun ke pasar. Saat itu ia kembali membuat kesalahan. Ia menabrak seorang pengemis hingga hasil kebun yang hendak ia jual hancur berhamburan. Ia meninta maaf atas kesalahan terhadap pengemis itu. Pengemis itu pun langsung memberikan toples kosong yang telah dipungutnya beberapa hari yang lalu. Kemudian pengemis itu berkata "isilah toples jelek ini dengan satu bintang ketika kamu berbuat baik". Anak perempuan itu pun bingung, apa yang dimaksud pengemis tadi. "apa maksudnya bintang itu?tidak mungkin aku mengambilnya dari langit" tanyanya dalam hati. Ketika ia sampai dirumah. Ibunya sangat kecewa. Esok hari pun ia dikirim ke kota agar tinggal dengan ayahnya.
Hari demi hari pun berlalu, ia sangat senang ketika ia tinggal bersama ayahnya. Lalu, ia menceritakan tentang kaleng kosong yang jelek itu kepada ayahnya. Ayahnya pun segera memberikan kertas panjang seperti pita. "ini apa ayah?" tanya remaja perempuan itu. Dengan keterampilan ayahnya seketika kertas itu berubah menjadi sebuah bintang kecil yg indah. "inilah satu kebaikan yang ayah berikan kepada anak ayah ini, yaitu mengajarkan membuat bintang kecil ini".
Tahun demi tahun pun berlalu, ia selalu membuat satu bintang ketika ia berbuat satu kebaikan kepada orang lain dan memasukannya satu demi satu ke dalam kaleng jelek itu. Kini ia mengerti apa yang di maksudkan si pengemis itu. Ibu dan kakaknya sangat menyesal apa yang telah dilakukan kepada perempuan yang telah dewasa dulu kepadanya. "Terimakasih, kaleng jelek". katanya dalam hati. Sekarang ia pun memberikan nama kaleng jelek itu dengan kantong sejuta bintang.Note : Sejelek - jelaknya perilaku seseorang ia akan menjadi orang baik jika ia mau mengubahnya kejelekan itu dengan satu per satu kebaikan dengan segenap hatinya.
Langganan:
Postingan (Atom)